Rabu, 02 Juli 2008

Bhs Visual Monolog

Bahasa visual merupakan bahasa yang paling mudah untuk dipahami setiap orang, karena
secara langsung orang dapat memahami dari isi informasi, gagasan serta ide yang didapatkannya. Citracitra
gambar yang langsung terlihat oleh indra penglihatan langsung dianalisis dan dicerna oleh otak,
yang terkadang tanpa pertimbang terlebih dahulu, sehingga hanya bahasa visuallah satu‐satunya bahasa yang paling mempunyai kekuatan pada perubahan.
Film dokumenter adalah salah satu produk visual yang sarat akan makna tersebut. Dalam film
dokumenter berisikan fakta yang dapat tidak dibuat‐buat. Sehingga secara langsung dapat dipahami dari persoalan yang disampaikan lewat bahasa gambar.
Banyak orang ingin membuat film dokumenter ini, namun film dokumentasi yang dapat
dihasilkan. Mulai dari kualitas gambar yang seadanya dan hingga jalinan cerita yang tidak jelas, terlebih lagi terlalu panjangnya durasi yang ditayangkan. Akibatnya tayangan tersebut menjadi menjenuhkan. Hal ini diakibatkan ketidak tahun dalam membuat jalinan cerita yang baik, serta teknik‐tekik pengambilan gambar yang tidak memperhatikan nilai artistik dan dramatik. Bukan karena alat yang digunakan, banyak orang menyalahkan karena menggunakan camcoder –baca Handycam—dalam produksinya. Anggapan seperti ini tidak 100% benar, yang benar karena ketidak tahuan dalam menerjemahkan momentum dengan kamera. Soal kualitas gambar, camcoder rumahanpun saat ini sudah sangat memadai untuk membuat itu semua, tergantung bagaimana cara menguasainya.
Untuk itu Ai’ Studio, merasa perlu berbagi ilmu terhadap siapa saja yang ingin belajar membuat
film dokumenter dengan menggunakan camcoder, walaupun camcoder tidak bisa maksimal
menghasilkan kualitas gambar, namun cukuplah bila dipublikasikan lewat tayangan monitor televisi atau in focus atau LCD viewer dengan format VHS, VCD dan DVD.
Jangan pernah minder akan alat yang anda miliki, yang penting bagaimana kita menghasilkan
kualitas akhir yang dapat dinikmati dengan enak. Sampaikanlah momentun yang penuh dengan makna dengan menggunakan bahasa visual yang baik dan berkualitas.
Semoga panduan ini dapat digunakan untuk mempelajari bahasa visual dengan baik,
sehingga dapat menghasilkan sineas‐sineas dokumenter baru yang dapat menyampaikan gagasan yang positif
Kwarasan, 25 September 2007
M. Rudy Sulaksana

Tidak ada komentar: