Rabu, 30 Juli 2008

PEMBUKAAN

Produk visual sudah ada sebelum manusia cerdas berkembang. Di jaman Plestosen bawah, pada saat manusia gua hidup produk visual telah dibuat oleh manusia, gambar-gambar kegiatan manusia primitif berburu binatang terlukis di gua-gua mereka. Lukisan sederhana yang menggambarkan kehidupan mereka banyak terpahat pada dinding keras batuan sedimen tempat tinggal mereka. Bentuk-bentuk alat untuk berburu mereka hingga gambaran kehidupan mereka sehari-hari terpahat di sana, inilah produk dokumenter visual pertama kali dibuat manusia.
Pada jaman Fir’aun, sebutan bagi raja-raja mesir kuno, produk visual semakin berkembang, gambar-gambar yang lebih sempurna dan penuh warna menghiasi piramida-piramida tempat peristirahatan terakhir para Fir’aun di Mesir. Perjalanan serta simbul-simbul kekuasaan serta peribadatan bangsa mesir kuno tergambar dengan apik serta secara runtut terlukis dengan indah, melalui tangan-tangan terampil bangsa ini batuan tidak hanya dipahat menjadi gambar yang apik, namun penuh dengan warna dari bahan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada masa itu.
Monalisa SmileDi era modern, produk visual yang amat sempurna berkembang pesat di jaman Renaisance, yaitu pada jamannya “Leonardo Da Vinci” dengan lukisan “MONALISA SMILE”nya. Cat minyak yang penuh dengan warna tergores dengan indah dan realistik pada selembar kain kanvas, hingga mudah dipindah-pindahkan. Gambar wajah para tokoh yang berpengaruh terlukis dengan realistis, menjamur dan banyak dimiliki oleh banyak orang. Pada saat inilah produks visual mulai menjadi sebuah industri.
Kamera Obuscha, nenek moyangnya kamera
J. Sculze, penggagas fotografi ModernManusia terus menggali teknologi gambar ini, hingga pada akhirnya pada tahun 1727 Professor J. Schulze dari Jerman, menemukan penduplikatan citra dengan lensa, citra yang tergambarkan di lembaran logam yang berlapiskan campuran kapur, asam nitrat dan perak. Gambar yang tercipta persis dengan obyek yang diterima lensa kamera. Walaupun gambar yang dihasilkan masih “Black and White” alias hitam putih warnanya, namun inilah era dokumenter mulai bangkit dan berkembang.
Kebangkitan dunia Visual yang paling fantastis dimulai pada era film bisu. Produk awal dari film bisu ini digunakan sebagai sarana menyampaikan berita dari medan pertempuran pada perang dunia pertama. Film bisu pertama kali yang dibuat sebagai sebuah hiburan dan menjadi sangat digemari masyarakat eropa pada saat itu, adalah film yang dibintangi legenda komedi oleh Charlie Chapline. Kesuksesannya, memacu untuk terus menyempurnakan produk gambar/film yang semakin realistis dan bersuara, hingga akhirnya menjadi seperti yang dapat kita nikmati pada saat ini.


Charlie Chapline, dalam film The Gold Rush, 1925 Kesuksesan Charly Chapline semakin memberi warna dalam perkembangan perfilman di dunia ini, semakin banyak genre film yang bermunculan sesuai dengan maksud dan kebutuhan yang diinginkan oleh pembuatnya.
Genre-genre Film yang berkembang saat ini adalah:

1. Film Dokumentasi

In action di sebuah acara piknikInilah bentuk sederhana dari sebuah genre film, karena di dalam film dokumentasi hanyalah sebuah rangkaian gambar yang berupa kumpulan gambar-gambar kegiatan atau peristiwa yang terekam oleh kamera. Adanya momen dan peristiwa yang menjadi fokus untuk ditampilkan dalam rangkaian gambar yang diinginkan, film bergenre seperti ini tidak beda jauh dengan album foto yang biasa kita miliki, yang membedakan hanya dapat bergerak dan tidak dapat bergerak saja.

2. Film Dokumenter


Genre film berjenis ini, merupakan gabungan dari sebuah realitas yang ditangkap oleh kamera dengan dibumbui dengan berbagai adegan pendukung peristiwa. Tujuan dari film berjenis ini adalah mempengaruhi pola pikir penikmatnya. Guna mencapai tujuan akhir yang diinginkan pembuatnya, realitas-realitas yang ada dirangkai sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah film yang dapat dimengerti maksudnya serta tersampaikan pesan yang diinginkan pembuatnya. Gambar yang artistik serta dramatis akan memperkuat maksud yang akan disampaikan, sehingga selain menunjukkan sebuah peristiwa juga dapat dipahami sebagai hiburan. Biasanya film-film dokumenter digunakan sebagai alat kampaye, advokasi serta pembelajaran terhadap sesuatu hal.

3. Film Hiburan


Membuat perasaan penikmatnya menjadi senang, sedih serta mungkin terharu itulah maksud dari dibuatnya film jenis ini. Inspirasi dari film ini ini adalah rangkaian cerita yang dibuat oleh seseorang atau lebih, yang diramu dalam bentuk-bentuk gambar hidup dan bergerak, jadi film jenis ini tidak beda jauh dengan karya teater di panggung yang sering kita jumpai. Sumber inspirasi pembuatan film ini bisa fiksi ataupun kisah nyata, namun tetap tujuan akhir hanyalah sebuah hiburan semata.

4. Video Klip


Klip (Clip) dapat dibahasakan sebagai potongan, jadi yang dimaksud dengan Video Klip adalah potongan-potongan gambar yang dirangkai untuk tujuan tertentu. Biasanya klip ini digunakan sebagai sarana iklan sebuah produk tertentu, lagu, film hiburan dan ataupun produk industri tertentu, dengan maksud untuk menarik penikmatnya untuk membeli, menonton atau menganalisis produk yang disodorkan produsennya.

Tidak ada komentar: